Ajag, Anjing Hutan Aset Nusantara yang bernasib malang






belum lama ini masyarakat telah digegerkan oleh peristiwa puluhan hewan ternak mati karena berasal dari serangan hewan misterius yang terjadi di desa Ngambarsari, Karangtengah, Wonogiri Jawa Tengah. menurut keterangan dari pihak petugas BKSDA Solo dan Dinas Kesehatan Hewan Distrik Batuwarno berpendapat"puluhan ekor kambing tersebut mati diduga akibat serangan anjing hutan". tutur dari Petugas BKSDA.

yupps, berdasarkan keterangan yang telah dituturkan oleh Petugas BKSDA, Penulis memiliki pemikiran yang sama yaitu menduga bahwa berasal dari Serangan Anjing Hutan, atau bisa kita sebut dengan Ajag. mungkin selama ini Banyak Masyarakat yang masih sangat asing sekali tentang Ajag. di artikel ini Penulis akan membahas tentang Ajag kepada para Pembaca Sahabat Satwa. mengingat Ajag sekarang sudah terancam punah dan masuk dalam daftar satwa yang dilindungi oleh Pemerintah. selain itu Ajag juga termasuk Satwa Asli Indonesia yang Endemiknya di Pulau Jawa dan Sumatera. sehingga kita harus menjaga kelestariannya. jangan sampai bernasib sama seperti Harimau Jawa yang dinyatakan telah punah. untuk mengenal tentang Ajag langsung saja kita simak ulasannya di bawah ini.

Ajag ( Cuon Alpinus ) atau orang jawa dahulu menyebutnya Asu kikik merupakan anjing hutan Endemik Pulau Jawa dan Sumatera. Ajak secara fisik memiliki ciri - ciri badan berukuran sedang yang panjangnya 90 Cm dan tinggi 50 Cm selain itu Ajag juga memiliki berat sekitar 12 Kg hingga 20 Kg. pada bulu Ajag memiliki warna cokelat kemerahan, sedangkan pada bulu bagian warna dagu hingga ujung perut bewarna Putih. sementara itu Ajag juga memiliki ekor berbulu tebal bewarna kecokelatan, sehingga sekilas tampak seperti Serigala ataupun Rubah, padahal bukan.

 



Ajag dikenal sebagai karnivora bahkan termasuk Predator Buas yang habitatnya di . saat sedang berburu Ajag biasanya berburu dan hidup secara kelompok. biasanya dalam tiap kelompoknya bisa berjumlah 5 - 12 Ekor. tetapi terkadang ajag juga berburu secara soliter. itulah mengapa Ajag mampu berburu memangsa hewan yang lebih besar dari tubuhnya seperti Babi Hutan, Sapi, dan Rusa. Ajag juga suka memangsa hewan yang kecil seperti Monyet, kelinci, dan Tikus.





untuk habitat Ajag biasanya tinggal di hutan dan Pegunungan. Ajag memiliki masa kehamilan selama 2,5 bulan dan juga mampu melahirkan anaknya sebanyak 6 ekor. dalam kurun waktu satu tahun Ajag mampu beranak sebanyak dua kali dan Ajag akan menginjak usia dewasa saat sudah berusia satu tahun. Ajag juga termasuk hewan nokturnal atau hewan yang beraktifitas berburu pada malam hari. dan jarang berburu pada Siang hari. 


Populasi Ajag di indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun dan Ajag dimasukkan dalam kategori satwa yang terancam punah. hal ini disebabkan karena faktor rusaknya hutan, menipisnya jumlah hewan buruan sebagai sumber makanannya, konflik dengan manusia, dan perburuan liar. Ajag dianggap sebagai hama suka bikin onar oleh warga karena sering menyerang dan memangsa hewan ternak warga seperti kambing, ayam, dan  bebek. 




Demikian ulasan singkat seputar Ajag, walaupun Ajag dikenal sebagai hama dan suka bikin onar menyerang dan memangsa ternak milik warga. bukan alasan untuk dibasmi ataupun dibunuh. pada dasarnya penyebab Ajag memangsa hewan karena kesalahan kita sebagai manusia yang kurang peduli untuk menjaga hutan dan masih minimnya pengetahuan masyarakat untuk mengenal dunia Satwa. semoga ulasan singkat  ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang dunia satwa. sehingga menambah kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem alam. Salam lestari 


Sumber Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Ajak
https://www.genpi.co/berita/5848/anjing- asli-nusantara-itu-bernama-ajag
https://id.berita.yahoo.com/puluhan-kambing-mati-misterius-di-210059997.html




    

Comments

Postingan Populer

Musim Hujan Tiba, Tips ampuh cara Agar Ular tidak masuk Rumah dan mitos ular takut garam

VARANUS PRASINUS PERMATA HIDUP DARI INDONESIA TIMUR